Syukuran dan Peresmian GKII Persekutuan Bethel Nawaripi, Aser Gobai Sebut Gereja Merupakan Wadah Semua Suku

aser_gobai_ajak_warga_bersatu_dalam_wadah_gereja
Kaum Profesional GKII Klasis Timika Kota, Aser Gobai (kiri) dan Penasehat GKII Pdt. Niko Waker, S.Th. (kanan)

Mimika - Aser Gobai sebagai Kaum Profesional GKII Klasis Timika Kota menyebut gereja merupakan wadah untuk mempersatukan orang beriman yang percaya kepada Yesus Kristus, sehingga tak ada lagi perbedaan suku di dalam gereja.

Hal tersebut disampaikan Aser dalam sambutannya pada acara syukuran dan peresmian Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Persekutuan Bethel Nawaripi Timika, 30/8/2023.

Aser juga berharap GKII Persekutuan Bethel Nawaripi harus menjadi bagian yang ikut mempersiapkan Prajurit Kristus dan yang kelak akan dipimpin langsung oleh Yesus Kristus.

"Gereja adalah tempat untuk mempersatukan perbedaan suku, dan wadah GKII harus mempersiapkan diri menjadi prajurit kristus yang dipimpin oleh Tuhan Yesus selama seribu tahun," tuturnya.

Aser mengatakan terdapat 276 suku dan kelompok bahasa di Bumi Papua. Dan melalui kebesaran Allah kesemuanya itu dapat dipersatukan dalam sebuah wadah gereja.

"Melalui pengorbanan misionaris utusan Chritian dan Missionary Alliance (C&MA), yang kemudian melahirkan Gereja GKII di atas Tanah Papua," jelasnya.

Upaya gereja mempersatukan umat Tuhan dari berbagai suku, marga, dan bahasa terkadang mengalami banyak tantangan. Menurut Aser peran media berita dan media sosial ikut mempunyai andil.

"Sehingga sebagai anak Tuhan kita harus bisa memilah setiap informasi yang kami terima melalui media manapun, dan tidak merespons cepat setiap informasi yang hanya mengundang perpecahan," kata Aser yang juga merupakan Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Mimika.

Aser mencontohkan perpecahan antar suku dan marga serta kelompok yang sempat beberapa kali terjadi di Kwamki Narama dan yang berawal pada Tahun 1995. Menurutnya, media bukan penyebabnya

"Tetapi cukup sering terjadi karena kesalahan dan kekeliruan informasi dari mulut ke mulut yang sengaja diciptakan pihak-pihak berkepentingan untuk mencerai-beraikan kelompok suku, marga, dan bahasa yang dulu masih bersatu dalam satu wadah gereja," katanya.

Aser pun mengimbau Suku Mee yang ada di Timika, agar tidak menggunakan cara-cara kekerasan atau peperangan untuk mendapat harta, tahta, atau jabatan.

"Karena Suku Mee ditempatkan di Timika menurut rencana dan kehendak Tuhan, untuk ikut membangun rencana besar Tuhan bagi Kabupaten Mimika," ucapnya.

Begitu pula bagi suku-suku lannya yang berada di Mimika. "Jangan melanggar aturan Allah dengan mementingkan diri sendiri dan mengorbankan Orang Asli Papua," tandasnya. Dani

WhatsApp +6282122323345
Email admin@yapekopa.org

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak