Timika - Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kota Studi Timika ( IPMT ) bertemu langsung dengan Plt Bupati Mimika Johannes Rettob. Dalam pertemuan, para mahasiswa tersebut menyampaikan keluh kesah yang selama ini mereka alami dan menyampaikan harapan mereka dari pemerintah daerah.
Saat diliput di kantor Bapeda Kabupaten Mimika (Jumat, 12/5/2023), salah satu perwakilan mahasiswa dan pelajar ini mengatakan kedatangan mereka bertujuan untuk meminta bantuan pemerintah, sebab Pemkab Mimika terkesan diskriminasi terhadap mahasiswa asal Mimika yang kuliah di Kota Mimika dan mengistimewakan yang kuliah di luar Mimika.
"Kita di Mimika memiliki banyak kampus, sekitaran 8 kampus, dan mahasiswa yang kurang mampu semua berkuliah di daerah Mimika, mereka yang mampu malah dijamin dan difasilitasi pemondokan dan uang saku dan sebagainya," kata perwakilan mahasiswa itu.
"Kita yang kurang mampu tidak difasilitasi, dan justru kita dianaktirikan, kontrakan atau asrama pun juga tidak ada, apakah kita harus seperti ini terus?" Kata dia.
Selama ini, kata perwakilan mahasiswa tersebut, mereka mempelajari situasi dan keadaan sesama mahasiswa kota studi Mimika. Menurutnya, Pemda Mimika tidak perlu membangun asrama maupun menyewa kontrakan untuk mahasiswa asal Timika dan yang kuliah di dalam kota Timika.
Hal itu, lanjut dia, karena para mahasiswa asal Kota Timika yang kuliah di Timika memiliki keluarga yang dapat memfasilitasi kebutuhan hidup sehari-hari maupun tempat tinggal mereka. Namun dia meminta agar Pemerintah harus memberikan bantuan secara maksimal terhadap mahasiswa yang tidak mampu dan yang tinggal di daerah pedalaman, pesisir pantai maupun yang di daerah terpencil lainnya yang tidak memilik akses ke ke kota studi di Mimika.
"Namun dalam hal ini kami mempertimbang bahwa ada banyak pelajar dan mahasiswa yang sebagian besar dari kalangan masyarakat ekonomi lemah, yang orang tuanya tinggal di pesisir pantai dan pelosok-pelosok pegunungan, dan daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh kendaraan," tuturnya.
Dikatakan juga oleh perwakilan mahasiswa ini, ada mahasiswa dan pelajar asal pesisir, pelosok pegungan dan pedalaman yang dititipkan oleh orang tua mereka kepada sanak saudara mereka di Kota Mimika lalu orang tua mereka kembali ke kampung.
Akibatnya, kata dia, mahasiswa maupun anak sekolah yang dititpkan ini sulit untuk belajar selama dititipkan di keluarga sehingga banyak dari mereka yang putus sekolah maupun putus kuliah. Sementara mahasiswa yang mampun dan yang memiliki keluarga di Kota Mimika bebas melakukan apa saja karena mereka tinggal langsung dengan orang tua mereka.
"Maka hal ini perlu pemerintah Kabupaten Mimika perhatikan, karena mereka anak generasi bangsa dan negara, dan tanah dan alam Papua terlebih khusus Kabupaten Mimika," ujarnya.
PT Freeport Indonesia, menurut dia, dalam kondisi tidak normal sehingga YPMAK tidak membuka penerimaan lebih dan karena hanya dibatasi untuk 3000 kuota mahasiswa maupun pelajar yang mendapatkan bantuan untuk sekolah di luar.
Untuk itu, dia meminta Pemda Mimika harus lakukan persiapan dari sekarang dengan membangun asrama untuk masyarakat pedalaman dan pesisir, karena kedepannya pelajar yang berkeinginan melanjutkan pendidikan akan dengan terpaksa kuliah di Kabupaten Mimika ketika YPMAK tidak bisa mengakomodir semua untuk kuliah di luar Timika.
Untuk bisa bertemu dan menyampaikan keluh kesa kepada Bupati Mimika, para pelajar dan mahasiswa ini dengan terpaksan harus menghadang Bupati saat hendak masuk kantor di Pusat Pemeritahan Sp-3, Mimika.
Dalam pertemuan itu, para mahasiswa ini memberikan proposal yang sama yang pernah mereka masukan di beberapa dinas maupun instansi terkait dalam lingkup Pemkab Mimika pada tahun 2022, namun tidak mendapat tanggapan atau respon balik.
Proposal para mahasiswa ini terkait pembangunan asrama dan bantuan biaya pendidikan maupun biaya kontrakan.
"Kami mahasiswa dan pelajar mimika ketemu bapak kita, bapa Plt Bupati Mimika, dan menyerahkan langsung proposal kita agar mendapat respon dan ditindaklanjuti langsung," tandasnya.
Penulis: MGWhatsApp +6282122323345
Email admin@yapekopa.org