Ed dan Shirley |
Mengenang Edward James Maxey dan Shirley Shippee
Ed, sebutan untuk nama Edward, bercita-cita ingin bergabung bersama Angkatan Udara Amerika Serikat (US). Namun, cita-citanya itu tidak pernah tercapai karena Perang Dunia II berakhir sebelum dia tamat sekolah tingkat SMA.
Tidak sempat bergabung dengan AU AS, Ed kemudian merubah impiannya dengan melanjutkan studi ke perguruan tinggi untuk mendapat gelar Insinyur.
Pada masa kuliah, Ed banyak diberikan tanggung jawab sebagai pengabar injil di daerah-daerah terpencil yang tidak pernah ia tahu atau kenal bahkan tidak pernah mendengar sebelumnya nama-nama daerah itu.
Masih pada masa yang sama, Ed bertemu dengan seorang wanita bernama Shirley Shippee (19..-2010). Mereka berdua saling jatuh cinta dan kemudian menikah pada tahun 1951.
Atas tanggung jawab mengabarkan injil yang diberikan olehTuhan, Ed dan Shirley kemudian ikut pendidikan di NYACK yang kini dikenal sebagai NYACK College, New York.
NYACK College merupakan lembaga pendidikan Christian and Missionary Alliance atau C&MA (The Alliance). Aliansi ini sendiri adalah lembaga yang memiliki kantor pusat di Amerika Serikat dan yang awal mulanya didirikan oleh seorang asal Kanada bernama Albert Benjamin Simpson.
AB, seperti itu rekan-rekannya memanggilnya, awalnya seorang gembala di sebuah gereja yang besar dan makmur di Manhattan NYC kala itu. Namun, AB meninggalkan gereja yang besar dan makmur, dengan gaji yang besar, karena banyak orang di gereja itu yang tidak begitu suka dengan caranya yang progresif dalam melayani Tuhan.
Mengumpulkan kaum miskin dan kaum yang tertindas ke dalam lingkungan gereja untuk dilindungi dan mendapat pelayanan Yesus dalam bentuk pendidikan dan ajaran tentang kasih Kristus, itu lah yang menyebabkan jemaat yang ia gembalakan tidak begitu menyukainya. Sehingga ia membuat keputusan untuk mundur sebagai gembala karena AB "tidak tertarik menjadi orang Kristen yang terhormat."
Lanjut. Mendengar tentang pelayanannya C&MA (GKI) di pedalaman Dutch New Guinea (sebutan untuk Papua kala itu), Ed dan Shirley kemudian memutuskan untuk sekolah Alkitab di NYACK College.
Usai mengikuti pendidikan di NYACK, Ed dan Shirley, istrinya, kemudian memutuskan untuk ikut melayani Tuhan dengan menyebarkan injil dan pengetahuan di Dutch New Guinea.
Tahun 1956 Ed Maxey lebih dulu berangkat ke Papua dan masuk ke Lembah Baliem untuk ikut membangun lapangan terbang di Hitigima dan Pyramid.
Enam bulan kemudiam, istri dan anak Ed menyusul ke Wamena untuk menjalankan misi Yesus.
Untuk mencari tempat atau lokasi yang akan dijadikan sebagai Pos Misi baru, pada 10 Desember 1956 Ed bersama Pdt Bromley berangkat menggunakan perahu melalui jalur sungai Parlim (Baliem) dari Hitigima.
Mereka juga diterima dan disambut oleh masyarakat di Wamela, wilayah Berobaga, Turlem.
Ed memasang tenda sederhana untuk istri dan anak-anaknya di Tituperlek sambil ia mendekati masyarakat untuk membangun rumahnya dan membangun lapangan terbang bersama Pdt. Noseman serta rekannya.
Keluarga Maxey melayani di kampung Turlem, antara orang Wita Waya, selama lebih dari 10 tahun. Mereka mengabarkan Injil, mengobati orang yang sakit, dan banyak yang diberikan pendidikan literasi.
Kala itu, banyak sekali orang yang sakit henaka (penyakit ferambusia), dan Mesi (nama panggilan Ed yang diberi masyarakat Wita Waya) mengobati pasien setiap hari. Terkadang mencapai ratusan orang yang berbaris untuk diobati dengan suntikan antibiotik.
Dengan bantuan Petrus dan Ismael Yogobi, masyarakat adat setempat, pada masa itu juga Ed dan Shirley mulai menerjemahkan Alkitab dalam bahasa Baliem Tengah (suku Dani).
Tahun 1963, misi C&MA meminta keluarga Maxey buka Pos Penginjilan di Silimo (daerah Yahukimo). Mereka melayani masyarakat di Silimo selama beberapa tahun.
Selama di Silimo, dibantu oleh Amos dan Enos Payage, Ed dan Shirley kemudian mulai menerjemahkan Alkitab dalam bahasa Ngalik.
Selain penerjemahan Alkitab, mereka dan keluarga juga jalani program literasi, kesehatan, dan pengembangan masyarakat yang diajarkan oleh Ed dan Shirley.
Ed dan Shirley juga dirikan pos misi dan terlibat dalam membangun lapangan terbang di Pasema, Suru-Suru, dan Siru.
Setelah pensiun, Ed dan Shirley pindah kembali ke Amerika Serikat untuk jalani masa pensiun dekat dengan keluarga.
Shirley Shippee Maxey, istri Edward Mesi Maxey, meninggal pada tahun 2010.
Pada tangga 11 September 2022, Edward 'Mesi' Maxey juga telah menyelesaikan pekerjaannya dalam melayani Tuhan dan ia kembali kepada Tuhan dengan umur yang terbilang cukup tua yakni 93 Tahun.
Ed memiliki nama lengkap Edward James Maxey dan lahir pada Tangga 17 Desember 1928 di Jacksonville, Florida.
Ed dimakamkan di Rumah Pemakaman Allen-Summerhill 126 Jalan New York Timur, Deland, Florida.
Bagi yang ingin menyampaikan belasungkawa atau berbagi kisah kenangan tentang Edward, boleh mengunjungi situs rumah pemakaman tempat Ed dimakamkan https://www.legacy.com/us/obituaries/name/edward-maxey-obituary?id=36468375 dan silahkam tulis pesan terakhir untuk dikenang oleh semua orang yang membaca dan terlebih keluarga Maxey.
Dari hasil penelusuran, didapat satu nomor hubung yang terhubung dengan empat orang. Dan kemungkinan dua di antaranya adalah anak-anak dari Ed dan Shirley: laki-laki memiliki nama Michael Edward Maxey (65) dan perempuan bernama Myrna Lee Maxey (60).
Akhir kata
Ada banyak cara untuk melayani Tuhan dan ada banyak pula argumentasi untuk tetap melayani Tuhan dalam lingkungan yang nyaman dengan tetap mendapat fasilitas yang baik dan layak. Akan tetapi, tidak banyak orang bisa seperti mereka yang menyebarkan Injil Kristus sampai ke daerah-daerah pedalaman dan yang terpencil.
Karena mereka kami mengenal apa itu Kasih dan Buah-buah Roh
Karena mereka kami mengenal apa itu keselamatan
Terima kasih untuk Tuhan
Terima kasih untuk para misionaris
Semoga Tuhan menjaga dan melindungi Tanah Papua beserta semua orang yang hidup di atasnya.
Aser Koyamee Gobai
Ketua DPD Partai NasDem Mimika
WhatsApp +6282122323345Email admin@yapekopa.org
- https://youtu.be/i6OLwhYtreI
- https://cmalliance.org/