YAPEKOPA

Aser Gobai Minta Pemerintah Beri Akses Luas untuk Maskapai MAF

(Aser Gobai: kanan)

Yapekopa, Timika - Direktur Yapekopa Foundation, Aser Koyamee Gobai, S.T., meminta kepada Pemerintah Pusat untuk beri akses serta kesempatan seluas-luasnya bagi maskapai penerbangan Mission Aviation Fellowship (MAF) yang berbasis di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Permintaan Aser itu dengan alasan pemerintah membatasi penerbangan pesawat dari maskai MAF, sementara masyarakat yang bermukim di pedalaman dan pegunungan Papua sangat bergantung terhadap maskapai tersebut, karena MAF sebagai sarana transportasi udara satu-satunya yang menjadi harapan masyarakat yang bermukim di wilayah pegunungan Papua.

"iya, kami dari yapekopa foundation meminta kepada negara melalui pemerintah untuk dapat membuka askses seluas-luasnya kepada maskapai penerbangan MAF, karena maskapai ini adalah harapan yang tersisa dari masyarakat di pedalaman maupun pegunungan untuk melakukan perjalanan jarak jauh antar kabupaten," singkat Aser melalui sambungan telepon seluler kepada redaksi YAPEKOPA.

Aser juga menyampaikan bahwa, permintaannya ini bukan karena kepentingan bisnis atau kepentingan diluar dari kerinduan masyarakat yang mengharapkan sentuhan pelayanan kasih dan kemanusiaan dari maskapai penerbangan MAF, karena masyarakat menilai maskai MAF tidak seperti maskai penerbangan pada umumnya yang berfokus pada bisnis dan berusaha meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dari pengguna jasa transportasi udara.

"masyarakat di pedalaman dan pegunungan papua ini sangat bergantung pada maskapai ini, makanya kami minta agar jangan ada pembatasan ijin operasional maskapai tersebut. Jika dibatasi bahkan dicabut ijin maskapai ini, yang akan merasakan dampaknya secara langsung adalah masyarakat, dan itu sudah mereka rasakan perlahan-lahan akibat dari kebijakan pemerintah, sehingga kebijakan-kebijakan sosial dan kemanusiaan yang diharapkan masyarakat dan yang dibawa oleh MAF, harus terhenti dan itu melukai masyarakat yang bisa di bilang bergantung pada MAF." 

Aser menambahkan, maskapai penerbangan MAF punya sejarah tersendiri dengan Orang Papua dan pekabaran injil di Papua khususnya wilayah pegunungan dan pedalaman Papua.

"Sejak dulu, tete nene [kakek/nenek] kami di pegungan sana tidak mengenal apa itu terang injil Kristus Yesus. Tidak mengenal berarti jelas tidak ada yang namanya tempat ibadah atau gedung gereja. MAF ini hadir, entah dengan nama apa saat itu saya tidak mengingat persis cerita itu. Mereka datang dengan membawa orang-orang baik-baik yang sudah lebih dulu mengenal Tuhan Yesus Kristus, dan lakukan pekabaran injil. Maka dari itu, kami tidak pernah dengar dan lihat ada pilot yang takut untuk masuk atau mendarat ke wilayah-wilayah konflik bersenjata di Papua karena tujuan mereka adalah bagaimana perkembangan bisa dirasakan oleh masyarakat yang ada di pedalaman dan pegunungan Papua. Dalam hal ini, perkembangan yang baik," tambah Aser kepada redaksi.

Lanjut Aser Gobai mengenai tingkat kepercayaan Orang Papua kepada pemerintah akan turun saat penerbangan MAF dibatasi, sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat di pegunungan jadi berkurang dan hilang.

"MAF itu sudah lakukan perintisan sejak dulu. Kalau tidak salah ingat, berarti sejak 1936 mereka lakukan perintisan awal hingga saat ini ada landasan atau bandara yang mereka bangun sendiri, dengan tujuan yang seperti awal saya sampikan, agar orang papua kenal terang injil dan agar ada yang namannya perkembangan di sana. Untuk itu, saya mau sampaikan kepada Pemerintah, buka saja akses penuh untuk MAF, karena dampak dari beroperasinya mereka secara tidak langsung mereka membantu mengurangi beban dan tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat. Resiko bagi pemerintah, jika masih menahan atau batasi MAF, berarti masyarakat akan menganggap bahwa pemerintah turut serta menghalangi kemajuan pembangunan gereja di papua dan jelas itu sangat berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah." Lanjut Aser. (Samuel)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak